atasehirbelediyesisporkulubu.com – Para penambang timah rakyat di Bangka Belitung kini hidup dalam bayang-bayang kecemasan setelah hadirnya tim Satuan Tugas (Satgas) Penertiban dari Jakarta. Kehadiran Satgas membuat aktivitas penambangan menjadi serba sulit.
Read More : 3 Calon Sekda Belitung Teratas Diumumkan Siapa Yang Dipilih Bupati?
Banyak penambang mengaku kehilangan sumber penghasilan karena tidak ada lagi pihak yang berani membeli timah hasil tambang rakyat.
“Musim saro (susah) sekarang, Pak. Ada sedikit timah, tetapi tidak bisa dijual. Banyak yang takut membeli karena ada razia,” ungkap Ilham, seorang penambang di Bangka, Sabtu (6/9/2025).
Ujian Silih Berganti di Tengah Kehidupan Penambang
Kesulitan ini semakin menambah beban hidup penambang timah rakyat di Bangka Belitung yang sebelumnya juga harus berhadapan dengan cuaca buruk. Kini, mereka juga diperiksa terkait legalitas kegiatan tambang. “Kami hanya menggantungkan hidup dari tambang rakyat. Kami tidak meminta pada pemerintah, anak-anak mau sekolah,” ujar seorang penambang lainnya dengan nada penuh harap.
Ungkapan keresahan ini juga ramai beredar di media sosial. Tidak sedikit yang menyerukan aksi demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap situasi yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Bahkan, kelompok massa dari Bangka Selatan sudah mengajukan surat pemberitahuan untuk aksi demo pada 8 September 2025.
Tanggapan Pemerintah dan PT Timah
Menanggapi keresahan tersebut, Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menegaskan bahwa kehadiran Satgas bukan untuk mematikan penghidupan rakyat, melainkan untuk memperbaiki tata kelola pertambangan. “Kami terus mengupayakan agar izin tambang rakyat segera terealisasi,” jelas Hidayat.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, menambahkan bahwa Satgas Timah yang didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia merupakan instrumen negara dalam membenahi praktik pertambangan.
Baca juga: Pulau Pasir Belitung Jadi Magnet Baru Untuk Fotografer Drone
Harapan Penambang di Tengah Ketidakpastian
Di tengah situasi yang semakin menekan, penambang rakyat hanya berharap adanya solusi nyata dari pemerintah. Legalitas dan kepastian hukum diharapkan bisa segera diberikan agar mereka tetap dapat bekerja tanpa rasa takut, sekaligus menjamin keberlangsungan hidup keluarga mereka.
Kehadiran Satgas Penertiban Tambang di Bangka Belitung menimbulkan dilema bagi penambang rakyat. Di satu sisi, langkah ini penting untuk memperbaiki tata kelola pertambangan dan memastikan legalitas usaha. Di sisi lain, penambang rakyat menghadapi kesulitan ekonomi karena timah mereka sulit dijual, sementara keluarga tetap membutuhkan penghasilan.
Pemerintah daerah dan PT Timah Tbk berupaya memberikan kepastian hukum dan izin resmi, namun penambang berharap solusi nyata segera terwujud agar mereka dapat melanjutkan hidup dan menjaga pendidikan anak-anak. Ke depan, sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat menjadi kunci untuk menyeimbangkan pengelolaan tambang yang legal sekaligus keberlangsungan ekonomi rakyat.